Contoh Makalah Sistem Kelistrikan Body Otomotif

Judul pola Makalah: 

Contoh Makalah Sistem Kelistrikan Body Otomotif

Contoh Makalah Sistem Kelistrikan Body Otomotif
Contoh Makalah Sistem Kelistrikan Body Otomotif


Keterangan acuan Makalah:

Contoh Makalah Sistem Kelistrikan Body Otomotif. Download File Format .doc atau .docx Microsoft Word dan PDF. Berikut ini kutipan teks dari isi referensi Makalah Sistem Kelistrikan Body Otomotif.

Kendaraan bermotor merupakan salah satu alat ba ntu transportasi yang digunakan insan untuk berpindah dari daerah yang satu ke daerah lainnya. Awal kala 19-an, kendaraan hanya difungsikan sebagai alat transportasi belaka, tak heran bila proses pembuatannya belum menjamah aspek estetika dan kenyamanan. Yang penting roda sanggup berputar, sehingga pengguna bisa mencapai tujuan dengan waktu yang lebih singkat. Kemajuan jaman dan berkembangnya teknologi otomotif, menciptakan kehidupan dunia otomotif semakin dinamis. Hal ini terlihat dari sekarang kendaraan bermotor tidak hanya sebagai alat transportasi, tetapi berkembang menjadi sarana berkreasi dan meraih prestasi, bahkan kendaraan akhirnya menjadi simbol status seseorang. Kelistrikan pada otomotif sangat penting lantaran supaya mampu berfungsi sebagai alat transportasi. lantaran dengan adanya sistim kelistrikan tersebut maka fungsi mekanik lainnya mampu bersinergi untuk bergerak. Oleh karena itu kita harus mengetahui ihwal kelistrikan tersebut.

Tujuan
Untuk mengetahui komponen yang terdapat di dalam kelistrikan bodi otomotif dan mengetahui fungsi kerja dari komponen tersebut. 

Sistem Kelistrikan Body Otomotif

A. Rangkaian Pengaman
Aliran arus listrik pada penghantar akan mampu menyebabkan naiknya temperatur penghantar tersebut. J umlah panas yang dibangkitkan pada p enghantar tersebut ditentukan oleh ukuran penghantar, tahanan penghantar dan besarnya arus listrik yang mengalir. kalau arus yang mengalir terlalu besar pada kawat penghantar tersebut menjadi panas sehingga akan merusak isolator penghantar. Dengan rusaknya isolator, arus listrik yang ada pada penghantar akan mengalir pada serpihan-bagian yang tidak diinginkan dan besar kemungkinan akan terjadi hubungan singkat arus listrik sehingga mampu menimbulkan terjadinya kebakaran pada jaringan atau kebakaran pada kendaraan beroda empat.

Untuk mencegah pengaliran arus yang terlalu besar pada penghantar tersebut di atas, maka dibuatlah sebuah rangkaian pengaman atau protektor. Tiga tipe protektor yang biasa dipakai pada sistem kelistrikan kendaraan beroda empat yaitu sekering (fuse), rangkaian pemutus (circuit breakers) dan penghantar-lumer (fusible link). Berikut akan diuraikan satu-persatu tipe- tipe dari pengaman (protektor) tersebut di atas. 

a. Sekering (Fuse)
Sekering pada otomotif ialah merupakan sebilah logam yang terbuat dari seng ( zinc) dan rumahnya ada yang terbuat dari kaca, keramik atau plastik. Kebanyakan mobil menggunakan sekering yang rumahnya terbuat dari beling. Sedangkan mobil-mobil Eropa seakan-akan Volkswagens dan Renaults banyak menggunakan sekering yang rumahnya terbuat dari keramik atau plastik. Kapasitas dari setiap sekering tertera pada potongan luar sekering tersebut. Apabila arus listrik yang mengalir lebih besar dari kapasitasnya atau terjadi korelasi singkat atau mulainya arus mengalir sangat besar maka logam sekering mampu mencair dan putus. Sebuah sekering sangat sensitif terhadap perubahan arus listrik yang melewatinya, akan tetapi tidak terpengaruh oleh perubahan tegangan. teladan sebuah sekering dengan kapasitas 10 amper mampu digunakan pada rangkaian listrik 12 volt –10 amper atau rangkaian listrik 6 volt –10 amper.

b. Rangkain Pemutus ( Cir cui t Br eaker s/CB )
Rangkaian pemutus (CB) ini fungsinya sama dengan sekering. Pada sekering apabila arus yang mengalir melebihi kapasitasnya sekering akan putus, sedangkan pada CB kontaknya akan segera membuka sehingga arus listrik akan terhenti mengalir dan ancaman yang lebih besar balasan pengaliran arus listrik yang berlebihan sanggup diatasi. laba penggunaan CB ini adalah sanggup digunakan secara berulang-ulang tanpa harus menggantinya sesudah kontak terbuka, akan tetapi cukup dengan menghubungkan kontak tersebut kembali pada keadaan semula. Bentuk rangkaian pemutus ini dapat dibagi dua, yaitu rangkaian pemutus tanpa kumparan pemanas (self–setting) dan rangkaian pemutus dengan kumparan (remote–set)

Membuka atau menutupnya titik kontak rangkaian pemutus arus listrik tersebut di atas diatur oleh panas yang ditimbulkan oleh arus listrik yang mengalir pada bimetal. 

Metal yang berada pada cuilan atas mempunyai titik muai yang lebih besar, apabila arus yang mengalir pada bimetal sangat besar atau terjadi hubungan singkat maka bimetal menjadi panas dan panas tersebut akan menyebabkan bimetal memuai. Dikarenakan titik muai kedua metal tersebut berbeda, maka bimetal akan melengkung ke atas sehingga titik kontak terbuka dan korelasi arus listrik akan terputus juga. Pada rangkaian pemutus arus tanpa kumparan pemanas, terbukanya titik kontak hanya berlangsung beberapa saat saja. jikalaulau temperatur bimetal kembali acuh taacuh, maka kedua titik kontak tersebut akan kembali terhubung dan hal ini akan berlangsung secara berulang-ulang hingga dilakukan perbaikan pada rangkaian yang mengalami korelasi singkat atau mengalami kerusakan. Rangkaian pemutus arus yang dilengkapi dengan kumparan pemanas mempunyai sedikit perbedaan dengan model yang pertama pada ketika penutupan titik kontaknya. Titik kontaknya tidak akan menutup selama arus yang masuk ke dalam kumparan pemanas tidak diputuskan. Kumparan pemanas ini mempunyai tahanan yang sangat besar sehingga sanggup menahan fatwa listrik pada komponen dan komponen masih mampu dilindungi dari kerusakan. Selanjutnya lantaran tahanan yang besar dari kumparan, kumparan menjadi panas dan panas itu ikut memanaskan bimetal sehingga bimetal tetap melengkung ke atas dan titik kontak tetap dalam keadaan terbuka. Titik kontak baru bisa tertutup kembali jikalau arus yang masuk ke dalam kumparan diputuskan. Perlu diketahui bahwa kumparan pemanas tidak akan panas kalau bimetal atau titik kontak tidak terbuka, lantaran sebagian besar arus listrik akan mengalir pada titik kontak dan hanya sebagian kecil arus listrik yang mengalir pada kumparan pemanas. Penggunaan rangkaian pemutus ini antara lain pada power window, power seats, amplifier AC, lampu kepala dan lain sebagainya. Untuk kendaraan Toyota dengan kapasitas CB berkisar antara 20A-30A dan dipakai pada sun roof, window deffoger, amplifier AC, dan lain-lain. Untuk kendaraan Ford kapasitas CB yang dipakai berkisar dari 5A sampai 30A yang digunakan untuk power window, power seats, relai lampu kepala, power door lock, pemantik rokok dan lainnya.

c. Fusibl e L i n k
Fusible Link merupakan suatu kabel campuran tembaga yang mampu lebur seperti sekering apabila besar lengan berkuasa arus yang melalui fusible link melampaui kapasitasnya. Fusible link berfungsi melindungi kepingan rangkaian kelistrikan yang tidak mampu dilindungi oleh sekering dengan baik dan yang lebih penting fusible link mencegah jaringan kelistrikan dari kebakaran. Fusible link dipasang secara seri dengan rangkaian kelistrikan yang terletak antar baterai dengan alternator, panel sekering, sakelar utama dan s witch lampu besar. Jumlah fusible link yang dipasangkan pada kendaraan bervariasi banyaknya antara satu jenis kendaraan beroda empat dengan jenis kendaraan beroda empat yang lainnya.

Relai
Fungsi relai ialah sebagai pengaman sakelar dari kemungkinan terbakar atau hangusnya titik kontak pada sakelar disaat pemutusan atau penghubungan arus listrik yang besar dari baterai ke beban. Biasanya relai hanya dipasang pada rangkaian kelistrikan kendaraan beroda empat yang memerlukan arus besar seakan-akan pada rangkaian lampu kepala (head light), rangkaian klakson, rangkaian pengkondisian udara ( air conditioning), rangkaian fan radiator, rangkaian lampu- lampu belakang (tail light) dan lain-lain. Dengan adanya relai, arus listrik yang dibutuhkan oleh beban tidak lagi mengalir melalui sakelar akan tetapi arus mengalir melalui pada terminal relai. Arus yang masuk pada sakelar hanya berfungsi sebagai pembangkit induksi elektromagnet pada relai, dimana jumlahnya jauh lebih kecil dari pada arus yang masuk ke beban. Dengan demikian loncatan bunga api listrik yang mungkin terjadi pada sakelar pada dikala pemutusan dan penghubungan arus listrik sanggup dibuat sekecil mungkin sehingga umur pemakaian sakelar mampu lebih panjang. Sebuah relai terdiri dari kumparan pembangkit medan magnet, inti besi, dua buah titik kontak atau lebih, pegas pembalik, beberapa buah terminal pada rumahnya.

Relai tipe tiga terminal seolah-olah terlihat pada gambar 5 memiliki terminal B yang dihubungkan dengan terminal aktual baterai, terminal S yang dihubungkan dengan sakelar untuk mendapatkan massa bodi, dan terminal L yaitu terminal yang berafiliasi dengan beban. Cara kerja relai tiga terminal tersebut ialah; dikala sakelar OFF titik kontak relai terbuka oleh dorongan pegas pembalik dan apabila sakelar di Onkan maka arus listrik dari baterai akan mengalir ke kumparan terus ke dalam kumparan lalu keluar menuju massa melalui sakelar sehingga inti besi pada kumparan mejadi magnet. Titik kontak yang ada di atas inti besi akan tertarik dan menghubungkan terminal B dari baterai dengan terminal L ke beban sehingga arus listrik yang diharapkan beban mampu dialirkan.

Selengkapnya silahkan lihat file preview dan download Contoh Makalah Sistem Kelistrikan Body Otomotif pada link di bawah ini.

Preview referensi Makalah:

Contoh Makalah Sistem Kelistrikan Body Otomotif


Download acuan Makalah:

[ Format File .doc / .docx Microsoft Word dan PDF]

Contoh Makalah Sistem Kelistrikan Body Otomotif.docx 
Contoh Makalah Sistem Kelistrikan Body Otomotif.pdf

Demikian share file Contoh Makalah Sistem Kelistrikan Body Otomotif semoga mampu membantu dan bermanfaat.

Comments

Popular posts from this blog

Contoh Laporan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) Download File Format .docx Microsoft Word

Kumpulan contoh Karya Tulis Ilmiah Lengkap Format Microsoft Word

Contoh Kata Pengantar Makalah Sosiologi